Buku Anti Korupsi


Peluncuran Buku Antikorupsi: Guru Pilar Utama Pendidikan Antikorupsi
29 Oct 2008 | Komentar : 0

JAKARTA – Ketua Klub Guru Jabodetabek Ahmad Rizali menegaskan pendidikan merupakan institusi paling penting untuk mendidik generasi bangsa agar memiliki sikap, perilaku, mental, dan budaya antikorupsi. Pendidikan agama dan moral memang penting. Tetapi, pendidikan antikorupsi juga tidak kalah pentingnya. Guru harus mengajarkan pendidikan antikorupsi kepada anak didiknya. Sebab, guru merupakan pilar utama pendidikan antikorupsi.

“Selama ini pendidikan agama dan moral di sekolah belum bisa mencegah masyarakat untuk tidak melakukan korupsi. Sebab, pendidikan agama hanya ditekankan pada bagaimana cara menghafal kitab suci dan tata cara ibadah. Sedangkan pendidikan moral lebih menitikberatkan pendidikan kewarganegaraan. Akhirnya, sikap, perilaku, mental, dan budaya antikorupsi berkembang justeru dari institusi sekolah, keluarga, dan masyarakat atau sebaliknya dari masyarakat, sekolah, dan keluarga. Itu sebabnya pendidikan antikorupsi harus diajarkan sejak dini, di sekolah sehingga keluarga dan masyarakat juga akan terdidik untuk bersikap, berperilaku, bermental, dan berbudaya antikorupsi,” tegas Ahmad Rizali.

Ketua Klub Guru Jabodetabek bersama Mendiknas Bambang Sudibyo membedah buku antikorupsi Rabu (22/10) di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jalan HR Rasuna Said Jakarta Pusat. Bersama Ketua KPK Antasari Azhar, Ketua Klub Guru yang juga penyunting buku ini berharap, institusi pendidikan merupakan institusi pertama yang mengajarkan pendidikan antikorupsi. “Buku antikorupsi ini tidak perlu dimasukkan ke dalam kurikulum. Sebab, pendidikan antikorupsi sejatinya bisa dimasukkan ke semua bidang studi, mulai mata pelajaran agama, PPKN, bahasa Indonesia , bahkan juga matematika,” tegasnya.

Baginya, buku pendidikan antikorupsi bisa diajarkan oleh siapa saja dan di mana saja. Tetapi, jika pengajarkan antikorupsi dilakukan di sekolah dan dimulai dari guru-gurunya, maka akan terjadi perubahan besar dalam diri bangsa Indonesia untuk tidak melakukan korupsi di semua sektor kehidupannya. “Perubahan harus dimulai dari guru. Di Indonesia ada sekitar 2,6 juta guru. Jika satu guru mengajarkan pendidikan antikorupsi ke 50 anak didiknya, maka akan terdapat 100 juta lebih anak Indonesia, generasi penerus bangsa yang berperilaku dan bermental antikorupsi. Ini perubahan yang sangat dahsyat,” tandasnya.

Ahmad Rizali membuka sedikit bagaimana proses buku ini dilahirkan. Dia mengatakan, buku ini digali dari guru-guru SD dan SMP se-Jabodetabek. Mereka melakukan pertemuan, berdiskusi, dan berdebat. Hasilnya perdebatan ini kemudian dianalisis. Selanjutnya, hasil analisis didiskusikan kembali. Setelah bolak-balik dilakukan diskusi, muncullah sembilan elemen inti pendidikan antikorupsi, yakni jujur, hidup sederhana, bertanggung jawab, disiplin, peduli, mandiri, kerja keras, adil, berani. “Jika setiap guru dan muridnya mempraktikkan sembilan elemen pendidikan antikorupsi ini, mudah-mudahan ke depan bangsa ini akan menjadi bangsa yang terbebas dari bahaya laten korupsi dan Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dan mandiri sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya,” tutur Ahmad Rizali menandaskan.

Sementara itu, Mendiknas Bambang Sudibyo mengatakan pendidikan antikorupsi merupakan pilar pembangunan berkelanjutan. “Bangsa ini akan hancur kalau terus-menerus digerogoti oleh korupsi. Pendidikan antikorupsi sangat penting diajarkan kepada pelajar,” tegas dia.

DKI Jakarta, kata Bambang, akan ditetapkan sebagai pilot project pendidikan antikorupsi. “Kalau Jakarta bisa, maka daerah lain akan mudah,” tegasnya.

Sedangkan Ketua KPK Antasari Azhar menyatakan, pendidikan antikorupsi merupakan upaya pencegahan terhadap bahaya korupsi. “Guru-guru harus mengajarkan pendidikan antikorupsi ini. Dimulai dari guru,” tegas dia. Dia berharap, upaya pemberantaan korupsi bisa dimulai dari pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolah sehingga bangsa ini ke depan akan terbebas dari korupsi. “Kita ingin menciptakan system pencegahan itu,” ungkapnya.

Sejumlah guru penysun buku dan tim editor datang untuk menghadiri acara peluncuran buku pendidikan antikorupsi untuk pelajar ini. Mereka begitu gembira telah menjadi bagian penting dari sejarah perubahan bangsa untuk mewujdukan bangsa yang bersihm terbebas dari korupsi. (hb)

Habe Arifin,
Humas Klub Guru

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.